Marini yang baru menikah dua bulan, akhir-akhir ini merasa gelisah. Perasaan cintanya yang sangat besar kepada Andi, suaminya membuatnya tersiksa. Ia selalu takut kehilangan Andi. Bahkan telepon dari teman kerja wanita Andi saja mampu membuatnya uring-uringan seharian.
Cinta merupakan aspek penting dalam hidup. Perjalanan yang jauh dan sukar tidak akan terasa jika diiringi cinta. Peperangan yang berat akan terasa ringan jika dipersenjatai dengan cinta. Apapun yang dilakukan akan lebih nikmat bila dibumbui cinta. Rasulullah SAW. mencintai sahabatnya dan mengekspresikannya dengan memberi gelar yang baik. Ekspresi cinta ini ternyata memberi pengaruh yang hebat sehingga semangat beramal saleh para sahabat berkobar.
Kalau begini, cinta membuat segalanya menjadi indah. Cinta mengikat antara Al-Khalik dengan manusia, laki-laki dengan wanita, orang tua dengan anak, teman dengan tetangga. Cinta mampu menjalin ikatan yang kokoh dan tahan terhadap segala cobaan, cinta juga dapat mendekatkan yang jauh.
Apakah cinta? Sering kita tak dapat mendefinisikannya. Namun kita akan tahu saat merasakannya. Cinta adalah perasaan sekaligus aktivitas. Seseorang yang jatuh cinta akan bertingkah laku cinta. Akan tetapi kita juga dapat merasa marah, frustasi, benci atau bosan kepada orang yang kita cintai. Inilah paradoks cinta. Melibatkan kontradiksi antara perasaan sayang dan marah, kegairahan dan kebosanan, kestabilan dan perubahan, ikatan dan kebebasan. Kualitas paradoks inilah yang kadang membuat kita bertanya : benarkah kita mencintainya? Fenomena cinta merupakan fitrah manusia. Dalam diri manusia ada dua jenis cinta, yakni cinta thabi'i dan cinta syar'i. Cinta thabi'i adalah cinta naluriah yang sudah dengan sendirinya dimiliki dan melekat di hati manusia, seperti cinta pada orang tua, anak, saudara, suami/istri, benda. Hal ini dijelaskan Allah SWT antara lain dalam ayat-ayat berikut :
"Dan dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik." (QS. Al Imran ayat 14)
"Katakanlah : 'Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggullah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya'. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At Taubah ayat 24)
Ayat-ayat ini tidak melegitimasikan cinta untuk dipuja di atas segalanya. Namun bukan berarti harus dimusnahkan. Cinta ini harus senantiasa dipupuk, dirawat dan dijaga agar sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Cinta syar'i adalah cinta yang wajib hukumnya. Cinta ini harus diadakan, ditumbuhkan, dan dipupuk sejak dini, karena tidak melekat dengan sendirinya. Ini adalah cinta yang terpenting, yakni cinta kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dan jihad di jalan Allah.
Tentang cinta ini, Allah menggambarkannya sebagai berikut :
"Katakanlah : "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutlah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampunan lagi Maha Penyayang." (QS Al Imran ayat 31)
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang yang beriman mereka sangat cinta kepada Allah." (QS Al Baqarah ayat 165)
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. (QS.Al Maaidah ayat 54).
Kedua jenis cinta ini harus dimiliki oleh setiap orang, namun harus berjalan seimbang/harmonis dengan manajemen yang baik dan skala prioritas yang benar.
Wanita dan Problematika Cinta
Wanita sering menjadi korban "cinta sejati", mudah terpengaruh "rayuan gombal" laki-laki. Robin Norwood, seorang terapis, dalam bukunya Woman Who Love Too Much mensinyalir bahwa ada satu gejala yang terdapat pada wanita yang sedang jatuh cinta: "When being in love means being in pain, we are love too much".
Ketagihan cinta merupakan sikap yang sangat menakutkan. Wanita sebenarnya tidak senang dengan keadaan ini. Ia ingin lepas dari semuanya, namun takut. Orang yang mencintai secara berlebihan akan dipenuhi rasa takut. Takut ditinggal sendiri, takut tidak dicintai, takut tidak dihargai, takut diabaikan. Kita mencintai laki-laki, berharap mereka akan mengurangi rasa takut. Bersikap seperti ksatria penolong. Rela hancur demi kebahagiaan orang lain semata-mata karena orang tersebut, bukan karena Allah SWT.
Wanita yang mengalami ketagihan cinta oleh Dr. Connell Cowan dan Dr. Melvyn Kinder dalam bukunya Smart Women Foolish Choices ada empat jenis :
- Pertama, wanita yang mengaburkan antara cinta dan rindu. Pola cintanya bersifat perburuan (hunt), menguasai (conquer), dan membuang (discard). Wanita ini merasa dicintai saat awal perjumpaan sebelum ada komitmen. Begitu pria menyatakan komitmennya, ia langsung kehilangan minatnya. Baginya, cinta bukan having tetapi wanting, sehingga terjadi pengejaran tiada henti untuk mendapatkan buruan.
- Kedua, wanita yang selalu ragu dan mempertanyakan arti dirinya di dunia. Wanita ini tidak percaya pada diri sendiri, terlebih terhadap orang lain. Ia tidak yakin bahwa ia laik dicintai. Ketidak percayaan ini selalu membuatnya gelisah, sehingga ia berpindah dari satu dari satu laki-laki kepada laki-laki lain untuk memperoleh rasa percaya diri.
- Ketiga, Wanita yang selalu merasa tidak aman. Mereka hanya merasa aman saat bersama laki-laki. Semboyan mereka adalah "I am nothing without a man". Ia merasa kesepian dan kosong tanpa laki-laki yang mencintainya, yang membantu mereka merasa utuh. Baginya, laki-laki merupakan simbol kewanitaan. Cinta jenis ini membuat wanita berilusi untuk menemukan pria ideal yang dapat membuat mereka utuh dan aman. Wanita ini akan berpindah dari satu laki-laki kepada laki-laki lain, dan percaya bahwa menemukan laki-laki yang tepat hanya soal waktu saja.
- Keempat, wanita yang menyukai, bahkan tergila-gila dengan percintaan. Wanita ini akan mengobral cintanya namun tidak sungguh-sungguh. Ia hanya menyenangi rasa fresh dari percintaan yang masih baru. Rasa antusias (exciting)nya akan berkurang sejalan dengan semakin dekat dan kenalnya ia dengan pasangannya. Wanita ini tidak menyadari bahwa perubahan emosi yang terjadi merupakan fenomena alamiah jika sudah saling kenal. Ia melihatnya sebagai sebuah kesalahan sehingga hilanglah cintanya.
Cinta yang berubah menjadi obsesi akan menimbulkan ketidakharmonisan. Orang yang mengalami kecanduan cinta akan memiliki kecendrungan untuk mengulang yang sudah dirasakannya, meski menyakitkan baik secara fisik maupun emosi. Dr. Connell Cowan dan Dr. Melvyn Kinder juga mengemukakan golongan wanita yang patah hati. Kesedihan yang berlarut-larut dan perasaan bahwa tidak ada lagi laki-laki sebaik "si dia" selalu menghantuinya. Setiap laki-laki yang datang selalu dibandingkan dengan "si dia". Ia terus berfantasi bahwa suatu saat "si dia" pasti akan kembali sehingga menutup mata dan hatinya. Bahkan, bukan mustahil ia menolak jodoh dari Allah SWT.
Islam adalah agama preventif. Sebelum segalanya berantakan, Allah telah mensinyalir dan mengingatkan manusia melalui ayat-ayat Al Qur'an. Urusan cinta antara wanita dan laki-laki telah diatur-Nya sedemikian rupa seperti dalam QS. Ar Rum ayat 21; menikahlah! Maka Allah SWT akan memberi ketentraman, mawaddah wa rahmah.
Subhanallah! Meletakkan cinta tertinggi kepada Allah SWT, kemudian kepada Rasul-Nya dan jihad fi sabilillah. Meletakkan cinta kepada yang lain di peringkat berikutnya adalah sikap yang harus dilatih. Sudah cukup banyak fakta tentang akibat negatif jika kita membolak-balikkan peringkat cinta. Masihkah kita ragu?
Allah menciptakan alam semesta dan manusia dalam keseimbangan, karena keseimbangan akan memberi kebahagiaan. Islam adalah agama cinta. Cinta sebagai fitrah manusia telah diatur rambunya oleh Allah SWT, Sang Khalik. Marilah kita saling menolong dalam menyelaraskan cinta thabi'i dengan cinta syar'i. Semoga Allah SWT memasukkan kita ke dalam golongan orang yang benar. Allahu a'lam bishawab. Al-haqqu mirabbik