Cinta dan Islam


Sekarang barangkali yang menjadi pertanyaan kamu-kamu adalah, kalau begitu Islam tidak mengenal cinta? Atau, Islam mengekang cinta?

Jangan salah sangka dulu pren! Bukan berarti kalau Islam melarang kita untuk ikut merayakan Valentine berarti melarang kita pula untuk memiliki perasaan cinta. Valentine itu dilarang lantaran perayaan itu sendiri sarat dengan nuansa syirik, taqlid dan hedonisme. Pun kalau dikatakan ‘demi cinta’, mengapa harus dikhususkan dalam satu hari? Lantas, hari-hari selain itu apa tidak ada ‘rasa cinta’??

Nah, Islam itu kan rahmatan lil alamiin, artinya pembawa rahmat bagi semesta alam ini. Entah itu hewan, tumbuhan, batu-batuan, tanah, hingga semua manusia yang memiliki keragaman suku, ras dan agama tanpa terkecuali. Sehingga, Islam tidak menafikan adanya sifat-sifat fitrah makhluk-makhluk tersebut, hatta perasaan cinta.

Namun, kehadiran Islam di muka bumi ini tak lain hanya untuk memberikan tuntunan hidup (guidence of life) kepada seluruh penghuni dunia. Maka tiada jalan lain agar kehidupan kita berjalan dengan tertib, aman dan nyaman serta penuh kebahagiaan harus ada suatu aturan khusus yang mendukungnya.

Contoh sederhana, coba bayangkan jika dalam suatu jalan raya tidak ada peraturan lalu lintas, apa yang akan terjadi jika para pengendara seenaknya saja mengemudi tanpa menghiraukan pengguna jalan lainnya? Berapa banyak korban kecelakaan yang akan diangkut ke rumah sakit atau langsung menuju pemakaman?

Khusus mengenai persoalan cinta, sebenarnya Islam sangat concern terhadap hal ini. Betapa banyak ayat-ayat dalam Al Qur’an maupun contoh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wassalam untuk mengajarkan kepada umat-Nya agar senantiasa saling berkasih sayang dengan penuh cinta.

Hanya saja, yang menjadi pembeda Islam dengan agama lainnya bahwa Islam menuntun kita untuk menempatkan cinta kita dalam proporsinya masing-masing. Hal ini tak lain agar cinta yang kita miliki ter-manage dengan baik dan menjadikannya cinta yang suci, bukan cinta yang hanya berlandaskan nafsu.

“Katakanlah ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Alloh dan Rosul-Nya serta berjihad di jalan Alloh, maka tunggulah sampai Alloh mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”
(QS. At Taubah, 009 : 24)

Itulah salah satu ayat yang mengajarkan bagaimana seharusnya cinta yang kita miliki harus disusun dengan rapi. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa ketika Ali bin Abi Thalib datang ke Mekkah dan mengajak sahabat lainnya untuk hijrah mengikuti Rosululloh ke Madinah. Namun mereka malah menjawab: “Kami tinggal di sini beserta saudara-saudara dan teman-teman kami sendiri.”

Dalam arti yang sederhana, cinta tingkat pertama dan utama yang kita miliki harus kita serahkan sepenuhnya kepada Alloh subhanahu wa ta’ala, selaku Kholiq yang telah memberikan kita kesempatan untuk hidup di dunia-Nya. Tidak ada perasaan lain yang boleh menggantikan kedudukan Alloh dalam hati kita. Kecintaan kita kepada-Nya harus serta merta diimplementasikan dengan bentuk ketaqwaan.

Barulah pada tingkat selanjutnya, kita harus dapat menempatkan Rosululloh sebagai sosok manusia yang kita cintai melebihi kecintaan kita kepada makhluk-makhluk Alloh lainnya di dunia ini. Kemudian, setelah Rosululloh kita harus memberikan cinta kita kepada kedua orang tua yang telah melahirkan, selama mereka tidak mengajak kepada kemusyrikan.

Sementara cinta kita kepada yang lain-lain semisal istri, idola dan makhluk-makhluk Alloh lainnya dapat ditempatkan pada tingkat yang paling dasar, selama sesuai dengan tuntunan syariat. Itulah kunci pokok manajemen cinta dalam Islam. Percayalah, jika hendak mencari kebahagiaan hidup ini, carilah pada yang memberikan kehidupan itu sendiri.

Share this article :
 
0 Komentar Blog
Tweets
Komentar FB

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Cinta Untuk Semua - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger